Selasa, 09 Februari 2016

Cara Memasarkan Ternak Kelinci Dan Komoditas Olahannya


Cara Memasarkan Ternak Kelinci Dan Komoditas Olahannya.


1001bis-nis.blogspot.co.id - Memasarkan ternak kelinci maupun komoditas daging, bulu dan kotoran nya tidaklah mudah karena daging kelinci ini belum populer. Kenapa daging kelinci belum populer sebagai olahan daging ? Karena dalam persepsi masyarakat kelinci ini masih di anggap sebagai binatang peliharaan.

Kira - kira beginilah ekspresi wajah masyarakat jika tau daging kelinci dijadikan olahan daging :





Tapi dari keanehan dan ketidaktahuan masyarakat lah kita mengambil kesempatan. Sebab masyarakat terutama Indonesia suka sesuatu yang unik dan aneh.

Sebelum kita masuk ke penjelasan ada baiknya mengenali terlebih dahulu apa saja yang bisa di jual dari kelinci yaitu :

Bibit Kelinci Berumur 45 - 60 Hari.
Indukan Kelinci Berumur 5 - 8 Bulan.
Karkas Kelinci/Daging kelinci dan berbagai olahanya.
Kotoran/feses kelinci (Cair dan Padat).
Bulu Kelinci.

Cara Memasarkan Bibit Dan Indukan Kelinci

Membuka toko kelinci atau toko ternak agar double penghasilanya.
Bangun mitra usaha dengan mengajak peternak lain budidaya kelinci dan yakinkan kepada mereka bahwa bibit dan indukan yang dibeli dari anda mempunyai kualitas dan kuantitas terbaik.
Jika berbicara tentang mitra usaha memang agak sulit untuk mengajak peternak lain karena kelinci ini belum populer. Maka yakinkan dengan fakta - fakta yang ada bahwa budidaya kelinci ini menguntungkan seperti artikel saya yang berjudul Analisa Budidaya Kelinci Pedaging (Rex).
Pasarkan secara online dengan Blog atau Toko Online. Jika anda belum mempunyai blog anda bisa membuatnya secara gratis di Blogger dan Wordpress atau forum - forum jual beli lainya.
Jangan lupa targetkan Pasar Internasional.

Cara Menjual Karkas Kelinci dan Berbagai Olahanya




Karkas kelinci yaitu kelinci yang sudah di kuliti atau yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian.

Kerjasama dengan pedagang daging di pasar untuk menemukan pelanggan yang mau memakan daging kelinci, jika sudah menjadi pelanggan uang akan mengalir ke kantong anda.
Temukan restoran yang menjadikan daging kelinci menjadi olahan masakan untuk restoranya, atau ajak restoran yang tidak mempunyai menu daging kelinci untuk mengadakan menu daging kelinci dengan meyakinkannya bahwa daging kelinci ini bisa memberi banyak pelanggan.
Olah daging kelinci menjadi olahan seperti bakso, sosis, dan olahan daging yang umum lainya.
Jika olahan daging bisa tahan lama jangan lupa ekspor ke negara tetangga. Karena di negara tetangga olahan daging kelinci cukup terkenal.

Cara Menjual Kotoran/Feses (Cair Maupun Padat)



Kotoran/Air kencing kelinci ini sangat istimewa karena bisa menjadi pestisida dan pupuk organik tarik pembeli dengan fakta yang diberikan tersebut. dan dengan artikel Fakta Menarik Tentang Kotoran Kelinci.
Buat Produk dan Kemasan karena kotoran kelinci di jual per 250 ml. Agar lebih menarik minat pembeli (terutama para pembeli dari industri pertanian)
Bandingkan dengan pestisida alami hasil limbah kotoran kelinci dan pestisida kimiawi agar pembeli bisa membedakan mana yang lebih baik.

Cara Menjual Bulu Kelinci



Jual ke perindustrian yang mengolah bulu kelinci.
Targetkan pasar internasional karna harga yang tinggi juga menambah devisa negara.
Olah sendiri menjadi tas dan berbagai olahan lainya.

Sekian artikel tentang "Cara Memasarkan Ternak Kelinci Dan Komoditas Olahanya" Terima kasih atas perhatianya saya pamit undur diri.

http://1001bis-nis.blogspot.co.id/2015/12/cara-memasarkan-ternak-kelinci.html

Mengenal Pasar Ternak Kelinci



Menurut Rahardi (1993), prospek pasar dapat dilihat dari produk usaha peternakan yang terus-menerus memiliki nilai pasar yang tinggi, permintaan pasar tinggi (dalam dan luar negeri), dan sedang dibutuhkan oleh pasar. Pasar adalah terminal terakhir produk suatu usaha bisnis yang dapat dinikmati oleh konsumen. Seorang pengusaha sebelum mendirikan usaha bisnisnya perlu perencanaan pasar terlebih dahulu sehingga potensi pasar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.


Menurut Sumiarti (2004), kegiatan yang penting dalam beternak kelinci yaitu memasarkan hasilnya yang berupa kelinci anak sebagai binatang kesayangan, bibit kelinci yang dijual sebagai induk dan pejantan, kelinci afkir, kelinci yang produktif dijual kepada perusahaan pengolahan hasil untuk dijadikan abon, dendeng, bakso, sosis, nugget, tas, topi, dan kerajinan lainnya, kotoran dan urin sebagai pupuk tanaman. Menurut Imam (2006), harga pupuk yang berasal dari kotoran kelinci mencapai Rp 7 500.00/kg sedangkan urinnya Rp 5 000.00/liter.


Menurut Brahmatiyo et al. (2006), permintaan kelinci hidup dan daging kelinci di Magelang sangat tinggi untuk diolah sebagai sate, tongseng, dan dendeng kelinci. Dengan adanya permintaan tersebut mendorong peternakan membudidayakan kelinci untuk diperjualbelikan sebagai penghasil daging. Menurut Sumadia dan Rossuartini (2003), pemasaran daging kelinci di Indonesia masih terbatas pada beberapa daerah seperti Lembang, Tawangmangu, Batu, dan Cisarua. Daging kelinci masih diolah secara tradisional seperti sate, gulai, dan sop, namun ada juga perusahaan yang membuat bakso, sosis, dan nugget tetapi masih dalam skala yang kecil. Menurut Abidin (2003), saat ini karkas kelinci sudah masuk pasar swalayan besar di Jakarta dan permintaannya diperkirakan akan semakin meningkat karena setidaknya setiap outletnya mampu menjual 10-20 ekor per hari.


Adanya kritikan dari Greenpeace mengenai pemburuan dan pembantaian satwa liar mengakibatkan pasar kulit-bulu kelinci semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan sebelumnya para produsen jaket dan asesoris di negara bermusim dingin menggunakan bahan baku utama kulit-bulu beruang hasil buruan dan setelah adanya kritikan tersebut produsen menggantinya dengan kelinci yang dapat menggantikan kulit-bulu beruang.


Pasar utama kulit-bulu mentah yang berasal dari ternak kelinci adalah Hongkong, China, Taiwan, dan Korea, sedangkan pasar produk akhir adalah Jepang, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah. Produk yang terbuat dari kulit-bulu kelinci memiliki nilai jual yang tinggi. Menurut Dhaniati (2007), bila dikirim ke Brunei Darussalam, kulit kelinci jenis Rex bisa dipesan 10 000-20 000 lembar dengan harga US$ 8 per lembarnya, sedangkan menurut Sarwono (2002), harga kulit kelinci setelah disamak mencapai US$ 18 per lembar. Menurut Raharjo dan Thahir (2002), untuk pasar luar negeri, kulit-bulu tersebut digunakan untuk membuat mantel bulu eksotis yang mempunyai nilai tambah mencapai US$ 800-3 000.


Menurut Sarwono (2002), kelinci memiliki potensi besar sebagai ternak penghasil daging. Secara teoritis, sepasang induk kelinci dapat menghasilkan 80 kg daging dalam satu tahun. Menurut Sumadia dan Rossuartini (2003), kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang potensial, karena kandungan lemak dan kolesterol yang relatif rendah dibandingkan dengan daging yang berasal dari ternak lain. Menurut Imam (2006), kadar kolesterol kelinci sekitar 164 mg/100 gr daging, sedangkan ayam, sapi, domba, dan babi berkisar 220—250 mg/100 gr daging dan kandungan proteinnya mencapai 21 persen sementara ternak lain hanya 17-20 persen. Dengan demikian kelinci mempunyai peluang untuk dikembangbiakkan sebagai ternak penghasil daging sekaligus menambah penghasilan bagi masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Sumber : Valent Febriliany. 2008. Potensi Pengembangan Usahaternak Kelinci di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat. Fakultas Peternakan IPB)


Studi Kasus : Pasar Kelinci di Kaliurang Yogyakarta


Tak hanya Pasar Burung di Ngasem, kini Jogja juga meiliki Pasar Kelinci. Di bawah naungan Paguyuban Kelompok Kelinci Jogja dan Jawa Tengah, didirikan Pasar Kelinci yang bertempat di Pasar Tani Pakem Ds. Purwodadi, Jl. Kaliurang Km. 19 Jogja.


Pada tanggal 1 Januari 2006, pasar ini diresmikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kebupaten Sleman. "Mengingat banyaknya masyarakat Jogja yang ingin memiliki dan memelihara kelinci, adalah salah satu alasan didirikannya pasar ini," ujar Pak Wardoyo salah satu pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Kelompok Kelinci yang bertempat di Godean. Selain itu, banyak peternak-peternak kelinci yang bingung ingin menjual kelincinya. "Sehingga dengan keberadaan tempat ini mampu menampung para peternak kelinci agar bisa menjual kelinci ternakannya," tandas beliau.


Berbagai macam jenis kelinci dijual di sini, mulai dari kelinci potong yang biasanya untuk dikonsumsi maupun kelinci hias untuk dipelihara. Kelinci hias sendiri jumlahnya mencapai 70 macam, diantaranya adalah kelinci lion, anggoro, rek, dan holland. Biasanya mereka mendapatkan kelinci ini dari hasil ternak mereka sendiri yang kemudian dijual, jika mereka mendapatkan pesanan dalam jumlah besar dan jumlah ternakan mereka tidak mencukupi, maka mereka akan mengambilnya dari peternak-peternak kelinci lain yang mau menjual kelincinya. Bisa dibilang mereka juga sebagai perantara pedagang kelinci lain yang tidak memiliki tempat untuk menjual kelincinya.


Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung dari jenis, mutu dan umur kelinci yang ingin dibeli. Untuk kelinci jenis potong yang berumur 6 bulan dijual dengan harga Rp 150.000,-, sedangkan kelinci jenis hias yang berumur 2 bulan dijual dengan harga Rp 30.000,- - Rp 50.000,-. Selain itu di sini juga menjual berbagai macam obat penyakit kelinci, mulai dari obat jamur, kutu, dan penambah nafsu makan.


Meski tempatnya jauh dari kota, ini tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk melihat Pasar Kelinci. Terbukti setelah 3 kali buka, tempat ini semakin ramai dikunjungi. Namun untuk sementara pasar ini hanya buka pada setiap hari Minggu dan hari Legi (Pasaran Jawa). Pasar ini dibuka mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Jadi, bagi Anda pencinta kelinci, Anda bisa meluangkan waktu Anda sejenak untuk mengunjungi dan sekedar melihat kelinci-kelinci lucu ini, bila memang tak tertarik untuk memeliharanya. (Sumber : www.trulyjogja.com)

www.kopnakci.blogspot.com

Share:

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates